Laman

Rabu, 21 September 2011

fungsi politik

Sebagai Sarana Sosialisasi Politik


Sosialisasi politik adalah proses pembentukan sikap danorientasi politik para anggota masyarakat. Melalui prosessosialisasi politik inilah para anggota masyarakatmemperoleh sikap dan orientasi terhadap kehidupan politikyang berlangsung dalam masyarakat. Proses iniberlangsung seumur hidup yang diperoleh secara sengajamelalui pendidikan formal dan informal maupun secaratidak sengaja melalui kontak dan pengalaman sehari-hari,baik dalam keluarga, tetangga dalam kehidupanbermasyarakat termasuk partai politik didalamnya.
Partai politik menjadi penghubung yang mensosialisasikannilai-nilai politik generasi yang satu pada generasi lainnya.
Disinilah letaknya partai dalam berperan sebagai saranapolitik.
Dari segi penyampaian pesan, sosialisasi politik dibagi dua,yaitu
pendidikan politik dan indoktrinasi politik 

Pendidikan politik 
adalah suatu proses dialogik diantarapemberi dan penerima pesan. Melalui proses ini, paraanggota masyarakat mengenal dan mempelajari nilai-nilai,norma-norma dan simbol-simbol politik. Pendidikan politikdipandang sebagai proses dialog antara pendidik (sekolah,pemerintah, partai politik) dan peserta didik dalam rangkapemahaman, penghayatan, pengamalan nilai, norma dansimbol politik yang dianggap ideal dan baik. Melalui kegiatankursus, latihan kepemimpinan, diskusi, dan keikutsertaandalam berbagai forum pertemuan, partai politik dalam sistempolitik demokrasi dapat melaksanakan fungsi pendidikanpolitik
Indoktrinasi politik 
adalah proses sepihak ketikapengusaha memobilisasi dan memanipulasi wargamasyarakat untuk menerima nilai, norma dan simbol yangdianggap baik dan ideal oleh pihak yang berkuasa. Melaluiberbagai forum pengarahan yang penuh paksaan psikologisdan latihan yang penuh disiplin partai politik dalam sistempolitik totaliter melaksanakan fungsi indoktrinasi politik.

Sebagai Sarana Rekrutmen Politik


Rekrutmen politik ialah seleksi dan pemilihanatau seleksi dan pengangkatan seseorang atausekelompok orang untuk melaksanakan sejumlahperanan sistem politik atau pemerintahan. Fungsi ini berkaitan dengan masalah seleksikepemimpinan, baik internal partai maupunkepemimpinan nasional yang lebih luas.
Untuk kepentingan internalnya, setiap partai butuh kader-kader yang berkualitas. Dengan begitu, partai tidak akan sulitmenentukan pemimpinnya dan mempunyai peluang untukmengajukan calon pada kepemimpinan nasional.
Partai politik juga berkepentingan untuk memperluasdukungan atau memperbanyak keanggotaan.
Rekrutmen politik menjamin kontinuitas dan kelestarianpartai, sekaligus merupakan salah satu cara untuk menjaringdan melatih calon-calon pemimpin.


Sebagai Sarana Komunikasi Politik


Komunikasi politik adalah proses penyempaianinformasi mengenai politik dari pemerintah kepadamasyarakat dan dari masyarakat kepada pemerintah.
Partai politik berfungsi sebagai komunikator politikyang tidak hanya menyampaikan segala keputusandan penjelasan pemerintah kepada masyarakat tetapi juga menyampaikan aspirasi dan kepentinganberbagai kelompok masyarakat kepada pemerintah.
Dalam melaksanakan fungsi ini partai tidakmenyampaikan begitu saja segala informasi daripemerintah kapada masyarakat atau sebaliknya, tetapimerumuskan sedemikian rupa sehingga penerimainformasi dapat dengan mudah dipahami dandimanfaatkan.
Segala kebijakan pemerintah yang biasanya dirumuskandengan bahasa teknis dapat diterjemahkan menjadibahasa yang mudah dipahami oleh masyarakat.
Segala aspirasi, keluhan dan tuntutan masyarakat yangbiasanya tidak terumuskan dalam bahasa teknis, olehpartai politik dapat dirumuskan kedalam bahasa yangmudah dipahami oleh pemerintah.
 Jadi, proses komunikasi politik antara pemerintah danmasyarakat dapat berlangsung secara efektif melaluipartai politik.


Sebagai Sarana pengatur konfik


Konfik dalam arti luas dapat diartikan mulai dariperbedaan pendapat sampai pada pertikaianfisik antar-individu atau kelompok dalammasyarakat. Dalam negara demokrasi, setiap warga negara atau kelompokmasyarakat berhak menyampaikan dan memperjuangkan aspirasidan kepentingannya sehingga konflik merupakan gejala yang sukardielakan.
Partai politik sebagai salah satu lembaga demokrasi berfungsimengendalikan konflik melalui cara berdialog dengan pihak-pihakyang berkonfik, menampung dan memadukan berbagai aspirasi dankepentingan dari pihak-pihak yang berkonflik dan membawapermasalahan kepada parlemen untuk mendapatkan penyelesaianberupa keputusan politik.







Dan apakah pertai pilitik sebagai sarana komunikasi, sosialisasi, rekrutmen, pengatur politik sudah berfungsi?






Belum, karena:
1. Komunikasi politik lebih dominan satu arah dan top-down (dari ketua dewan pembina ke bawah, ke rakyat)

2. Sosialisasi politik masih lebih bersifat asal-asalan karena ideologi politik partai belum matang sehingga konsep yang disosialisasikan juga gak jelas

3. Rekrutmen politik masih pekat diwarnai nepotisme yang kurang mempertimbangkan asas meritokrasi.

4. Pengaturan konflik politik masih dalam tahap belajar karena masih terjadi konflik fisik. Kita lihat pilkada 2010, ada 208 pemilihan bupati/walikota.















Rabu, 03 Agustus 2011

politik politik di indonesia

BUDAYA POLITIK DI INDONESIA

Herbert Feith

, Indonesia memiliki 2 budaya politik yang dominan :
            1. Aristokrasi Jawa
            2. Wiraswasta Islam

Herbert Feith dan Lance Castles dalam buku ”Pemikiran Politik Indonesia 1945-1965”. yang mewarnai perpolitikan di Indoensia, yakni:

1. Komunisme yang mengambil konsep-konsep langsung maupun tidak langsung dari Barat, walaupun mereka seringkali menggunakan ideom politik dan mendapat dukungan kuat dari kalangan abangan tradisional. Komunisme mengambil bentuk utama sebagai kekuatan politik dalm Partai Komunis Indonesia.
2. Sosialisme Demokrat yang juga mengambil inspirasi dari pemikiran barat. Aliran ini muncul dalam Partai Sosialis Indonesia.
3. Islam, yang terbagi menjadi dua varian: kelompok Islam Reformis (dalam bahasa Feith)- atau Modernis dalam istilah yang digunakan secara umum- yang berpusat pada Partai Masjumi, serta kelompok Islam konservatif –atau sering disebut tradisionalis- yang berpusat pada Nadhatul Ulama.
4. Nasionalisme Radikal, aliran yang muncul sebagai respon terhadap kolonialisme dan berpusat pada Partai nasionalis Indonesia (PNI).
5. Tradisionalisme Jawa, penganut tradisi-tradisi Jawa. Pemunculan aliran ini agak kontroversial karena aliran ini tidak muncul sebagai kekuatan politik formal yang kongkret, melainkan sangat mempengaruhi cara pandang aktor-aktor politik dalam Partai Indonesia Raya (PIR), kelompok-kelompok Teosufis (kebatinan) dan sangat berpengaruh dalam birokrasi pemerintahan (pamong Praja).

Clifford Geertz

, Indonesia memiliki 3 subbudaya yaitu :
1. Santri : pemeluk agama islam yang taat yang terdiri dari pedagang di kota dan petani     yang berkecukupan.
2.  Abangan : yang terdiri dari petani kecil.
3. Priyayi : golongan yang masih memiliki pandangan hindu budha, yang kebanyakan dari golongan terpelajar, golongan atas penduduk kota terutama golongan pegawai.
                           
Afan Gaffar

, budaya politik indonesia memiliki 3 ciri dominan :
1. Hirarki yang tegar/ketat : adanya pemilahan tegas antar penguasa (wong Gedhe) dengan
    Rakyat kebanyakan ( wong cilik).
2. Kecendrungan Patronage ( hubungan antara orang berkuasa dan rakyat biasa) seperti majikan   majikan dengan buruh.
3. Kecendrungan Neo Patrimonialistik, yaitu perilaku negara masih memperlihatkan tradisi dan budaya politik yang berkarakter patrimonial.

Nazarudin Samsudin

, menyatakan dalam sebuah budaya ciri utama yang menjadi identitas adalah sesuatu nilai atau orientasi yang menonjol dan diakui oleh masyarakat atau bangsa secara keseluruhan.  Jadi simbol yang selama initelah diakui dan dikenal masyarakat adalah Bhineka Tunggal Ika, maka budaya politik kita di Indonesia adakah Bhineka Tunggal Ika.

SOSIALISASI  POLITIK
1. Pengertian sosialisasi politik :
   a. Kenneth P. Langton, Sosialisasi politik adalah cara bagaimana masyarakat meneruskan              kebudayaan politiknya.
   b. Gabriel  A. Almond, Sosialisasi politik adalah proses dimana sikap-sikap politik dan pola –       pola tingkah laku  diperoleh atau dibentuk, dan merupakan sarana bagi generasi muda untuk menyampaikan patokan politik dan keyakinan politik.
  c. Richard E. Dawson, sosialisasi  politik adalah pewarisan pengetahuan , nilai dan  pandangan politik darimorang tua, guru dan sarana sosialisasi lainnya bagi warga baru dan yang beranjak dewasa.
 d.  Dennis Kavanagh, sosialisasi politik adalah istilah untuk mengganbarkan proses dimana seseorang mempelajari dan menumbuhkan pandangannya tentang politik.
 e.  Ramlan Surbakti, sosialisasi politik adalah proses pembentukan sikap dan orientasi politik    anggota masyarakatnya.
 f. Alfian, sosialisasi Politik adalah usaha sadar untuk mengubah proses  sosialisasi politik masyarakat, sehingga mereka mengalami dan menghayati nilai-nilai yang terkandung dalam suatu sistem politik yang ideal yang hendak dibangun.

Sosialisasi politik dapat dilakukan dalam kehidupan sehari-hari, misalnya:

1). Dalam Lingkungan Keluarga, orang tua bisa mengajarkan kepada anak-anak beberapa cara tingkah laku politik tertentu.  Melalui obrolan politik ringan sehingga tak disadarai telah menanamkan nilai-nilai politik kepada anak-anaknya.
2). Di Lingkungan Sekolah,dengan memasukkan pendidikan kewarganegaraan.  Siswa dan guru bertukar informasdi dan berinteraksi dalam membahas topik tentang politik.
3). Di lIngkungan Negara, secara hati-hati bisa menyebarkan dan menanamkan ideologi-ideologi resminya.
4). Di Lingkungan Partai politik, Salah satu fungsi partai politik adalah dapat memainkan perannya sebagai sosioalisasi politik.  Artinya parpol itu telah merekrut anggota atau kader danpartisipannya secara periodik.  Partai politik harus mampu menciptakan kesan atau image memperjuangkan kepentingan umum.

Sabtu, 26 Februari 2011

hidup berawal dari mimpi

kujelang matahari dengan segelas teh panas..
Di pagi ini ku bebas, karna nggak ada kelas.
Di ruang mata ini kamar ini srasa luas..
Letih dan lelah juga, lambat lambat terkuras.
 .
Teh sudah habis, kerongkongan ku pun puas.
Mulai ku tulis semua kehidupan di kertas..
Hari hari yang keras, kisah cinta yang pedas.
Perasaan yang was was, dan gerakku yang terbatas..
 .
Tinta yang keluar dari dalam pena..
Berirama dengan apa yang kurasa.
Dalam hati ini ingin kuubah semua.
Kehidupan monoton penuh luka putus asa.
 .
Tinggalkanlah gengsi, hidup berawal dari mimpi..
Gantungkan yang tinggi, agar semua terjadi.,
Rasakan semua, peduli 'tuk ironi tragedi.,
Senang bahagia, hingga kelak kau mati.,,
.
dunia memang tak selebar daun kelor..
Akal dan pikiran ku pun tak selamanya kotor..
Membuka mata hati demi sebuah cita-cita.
Mlangkah pasti, pena dan tinta berbicara,.
 .
Tetapkan pilihan tuk satu kemungkinan.
Sbagai bintang hiburan, dan terus melayang,.
Tak heran ragaku, terbalut lebel mewah.
Cerminan seorang raja dalam crita Cinderella,
 .
Ini bukan mimpi atau halusinasi.
Sebuah anugerah yang akan ku nikmati nanti,
Hasil kerja keras ku terbayarkan lunas.. tuntas..
Melakoni jati diri sampe puas,.
 .
Tinggalkanlah gengsi, hidup berawal dari mimpi,.
Gantungkan yang tinggi, agar semua terjadi,..
Rasakan semua, peduli 'tuk ironi tragedi,.
Senang bahagia, hingga kelak kau mati.
 .
Jalan sedikit tersungkur terjungkir terbalik..
Mlangkah menuju titik, lakukan yang terbaik..
Ku ketatkan tekad dan niat agar melesat.,
Sperti rudal squad, mimpiku kan kudapat,.
 .
Mencari tepuk tangan atas karya keringatku.
Bukan satu yang ingin aku tuju,
Naik ke'atas pentas, agar orang puas.
Dapat applause, cek atau pun uang kertas.,
 .
cari sensasi ataupun kontroversi,.
Bukan caraku agar hidupku rekonstruksi.
Dari mimpi semua hal dapat terjadi.
Maka lemparkan sayap dan terbanglah yang tinggii..
:D