bayu kurniawan
Laman
Kamis, 08 Desember 2011
artikel kota magelang
Hari Jadi Magelang ditetapkan berdasarkan Peraturan Daerah Kota Magelang Nomor 6 Tahun 1989, bahwa tanggal 11 April 907 Masehi merupakan hari jadi. Penetapan ini merupakan tindak lanjut dari seminar dan diskusi yang dilaksanakan oleh Panitia Peneliti Hari Jadi Kota Magelang bekerjasama dengan Universitas Tidar Magelang dengan dibantu pakar sejarah dan arkeologi Universitas Gajah Mada, Drs.MM. Soekarto Kartoatmodjo, dengan dilengkapi berbagai penelitian di Museum Nasional maupun Museum Radya Pustaka-Surakarta.
Kota Magelang mengawali sejarahnya sebagai desa perdikan Mantyasih, yang saat ini dikenal dengan Kampung Meteseh di Kelurahan Magelang. Mantyasih sendiri memiliki arti beriman dalam Cinta Kasih. Di kampung Meteseh saat ini terdapat sebuah lumpang batu yang diyakini sebagai tempat upacara penetapan Sima atau Perdikan. Untuk menelusuri kembali sejarah Kota Magelang, sumber prasasti yang digunakan adalah Prasasti POH, Prasasti GILIKAN dan Prasasti MANTYASIH. Ketiganya merupakan parsasti yang ditulis diatas lempengan tembaga.
Parsasti POH dan Mantyasih ditulis zaman Mataram Hindu saat pemerintahan Raja Rake Watukura Dyah Balitung (898-910 M), dalam prasasti ini disebut-sebut adanya Desa Mantyasih dan nama Desa Glangglang. Mantyasih inilah yang kemudian berubah menjadi Meteseh, sedangkan Glangglang berubah menjadi Magelang.
Dalam Prasasti Mantyasih berisi antara lain, penyebutan nama Raja Rake Watukura Dyah Balitung, serta penyebutan angka 829 Çaka bulan Çaitra tanggal 11 Paro-Gelap Paringkelan Tungle, Pasaran Umanis hari Senais Sçara atau Sabtu, dengan kata lain Hari Sabtu Legi tanggal 11 April 907. Dalam Prasasti ini disebut pula Desa Mantyasih yang ditetapkan oleh Sri Maharaja Rake Watukura Dyah Balitung sebagai Desa Perdikan atau daerah bebas pajak yang dipimpin oleh pejabat patih. Juga disebut-sebut Gunung SUSUNDARA dan WUKIR SUMBING yang kini dikenal dengan Gunung SINDORO dan Gunung SUMBING.
Kota Magelang mengawali sejarahnya sebagai desa perdikan Mantyasih, yang saat ini dikenal dengan Kampung Meteseh di Kelurahan Magelang. Mantyasih sendiri memiliki arti beriman dalam Cinta Kasih. Di kampung Meteseh saat ini terdapat sebuah lumpang batu yang diyakini sebagai tempat upacara penetapan Sima atau Perdikan. Untuk menelusuri kembali sejarah Kota Magelang, sumber prasasti yang digunakan adalah Prasasti POH, Prasasti GILIKAN dan Prasasti MANTYASIH. Ketiganya merupakan parsasti yang ditulis diatas lempengan tembaga.
Parsasti POH dan Mantyasih ditulis zaman Mataram Hindu saat pemerintahan Raja Rake Watukura Dyah Balitung (898-910 M), dalam prasasti ini disebut-sebut adanya Desa Mantyasih dan nama Desa Glangglang. Mantyasih inilah yang kemudian berubah menjadi Meteseh, sedangkan Glangglang berubah menjadi Magelang.
Dalam Prasasti Mantyasih berisi antara lain, penyebutan nama Raja Rake Watukura Dyah Balitung, serta penyebutan angka 829 Çaka bulan Çaitra tanggal 11 Paro-Gelap Paringkelan Tungle, Pasaran Umanis hari Senais Sçara atau Sabtu, dengan kata lain Hari Sabtu Legi tanggal 11 April 907. Dalam Prasasti ini disebut pula Desa Mantyasih yang ditetapkan oleh Sri Maharaja Rake Watukura Dyah Balitung sebagai Desa Perdikan atau daerah bebas pajak yang dipimpin oleh pejabat patih. Juga disebut-sebut Gunung SUSUNDARA dan WUKIR SUMBING yang kini dikenal dengan Gunung SINDORO dan Gunung SUMBING.
Begitulah Magelang, yang kemudian berkembang menjadi kota selanjutnya menjadi Ibukota Karesidenan Kedu dan juga pernah menjadi Ibukota Kabupaten Magelang. Setelah masa kemerdekaan kota ini menjadi kotapraja dan kemudian kotamadya dan di era reformasi, sejalan dengan pemberian otonomi seluas - luasnya kepada daerah, sebutan kotamadya ditiadakan dan diganti menjadi kota.
Ketika Inggris menguasai Magelang pada abad ke 18, dijadikanlah kota ini sebagai pusat pemerintahan setingkat Kabupaten dan diangkatlah Mas Ngabehi Danukromo sebagai Bupati pertama. Bupati ini pulalah yang kemudian merintis berdirinya Kota Magelang dengan membangun Alun - alun, bangunan tempat tinggal Bupati serta sebuah masjid. Dalam perkembangan selanjutnya dipilihlah Magelang sebagai Ibukota Karesidenan Kedu pada tahun 1818.
Setelah pemerintah Inggris ditaklukkan oleh Belanda, kedudukan Magelang semakin kuat. Oleh pemerintah Belanda, kota ini dijadikan pusat lalu lintas perekonomian. Selain itu karena letaknya yang strategis, udaranya yang nyaman serta pemandangannya yang indah Magelang kemudian dijadikan Kota Militer: Pemerintah Belanda terus melengkapi sarana dan prasarana perkotaan. Menara air minum dibangun di tengah-tengah kota pada tahun 1918, perusahaan listrik mulai beroperasi tahun 1927, dan jalan - jalan arteri diperkeras dan diaspal.
Setelah pemerintah Inggris ditaklukkan oleh Belanda, kedudukan Magelang semakin kuat. Oleh pemerintah Belanda, kota ini dijadikan pusat lalu lintas perekonomian. Selain itu karena letaknya yang strategis, udaranya yang nyaman serta pemandangannya yang indah Magelang kemudian dijadikan Kota Militer: Pemerintah Belanda terus melengkapi sarana dan prasarana perkotaan. Menara air minum dibangun di tengah-tengah kota pada tahun 1918, perusahaan listrik mulai beroperasi tahun 1927, dan jalan - jalan arteri diperkeras dan diaspal.

artikel kota magelang
Kota Magelang terletak di antara 7 derajat Lintang Selatan dan 10 derajat Bujur Timur, merupakan salah satu kota di Jawa Tengah yang menempati posisi sangar strategis, yaitu terletak tepat di tengah Pulau Jawa dan berada di persimpangan poros utama : Yogyakarta-Semarang, Yogyakarta-Wonosobo, Semarang-Kebumen-Cilacap. Jaraknya 65 km dari Semarang dan 42 km dari Yogyakarta.
Dikelilingi oleh gunung-gunung dan bukit seperti: Sindoro, Sumbing, Perahu, Telomoyo, Merbabu, Merapi, Andong dan Menoreh, serta terdapat sebuah bukti kecil "Gunung Tidar" di jantung kota dengan ketingggian kira-kira 500 m dari permukaan laut, menyebabkan Magelang beriklim sejuk, dengan temperatur antara 25 derajat - 27 derajat celcius. Dua buah sungai, Progo dan Elo membatasi wilayah ini di sebelah barat dan timur.
Dikelilingi oleh gunung-gunung dan bukit seperti: Sindoro, Sumbing, Perahu, Telomoyo, Merbabu, Merapi, Andong dan Menoreh, serta terdapat sebuah bukti kecil "Gunung Tidar" di jantung kota dengan ketingggian kira-kira 500 m dari permukaan laut, menyebabkan Magelang beriklim sejuk, dengan temperatur antara 25 derajat - 27 derajat celcius. Dua buah sungai, Progo dan Elo membatasi wilayah ini di sebelah barat dan timur.

Rabu, 07 Desember 2011
Museum Sudirman
Nama Jenderal Sudirman terkait dengan sejarah kemerdekaan bangsa Indonesia. Beliau adalah Panglima Besar dalam perang kemerdekaan dengan bergerilya untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Dalam perang kemerdekaan Panglima Besar Sudirman tampil sebagai ahli siasat, seorang pemimpin dan seorang patriot yang disegani dan dikagumi. Dimana ada waktu itu sekutu yang diboncengi pasukan Belanda diperlengkapi dengan senjata moderen dipukul mundur dari Magelang ke Ambarawa terus ke Semarang. Kemenangan ini merupakan hasil kepemimpinan Panglima Besar Sudirman, walaupun pasukannya hanya dilengkapi persenjataan tradisional yang tidak seimbang dengan persenjataan pasukan lawan. Untuk mengenang jasa-jasanya, maka pada tanggal 18 Mei 1967 didirikan Museum Panglima Besar Sudirman oleh Mayor Jenderal Yasir Hadibroto Pangdam VII Diponegoro. Museum Sudirman terletak di jalan Ade Irma Suryani C.7 Magelang. Bangunannya bergaya arsitektur Eropa klasik di atas seluas 1329 m2 dengan luas bangunan 201 m2. Di dalamnya terdapat:
- Tempat tidur Panglima Besar Sudirman
- Ruang tamu
- Meja tempat pemandian jenazah Panglima Besar Sudirman
- Gambar dan lukisan peninggalan Panglima Besar Sudirman
Rabu, 21 September 2011
fungsi politik
Sebagai Sarana Sosialisasi Politik
Sosialisasi politik adalah proses pembentukan sikap danorientasi politik para anggota masyarakat. Melalui prosessosialisasi politik inilah para anggota masyarakatmemperoleh sikap dan orientasi terhadap kehidupan politikyang berlangsung dalam masyarakat. Proses iniberlangsung seumur hidup yang diperoleh secara sengajamelalui pendidikan formal dan informal maupun secaratidak sengaja melalui kontak dan pengalaman sehari-hari,baik dalam keluarga, tetangga dalam kehidupanbermasyarakat termasuk partai politik didalamnya.
Partai politik menjadi penghubung yang mensosialisasikannilai-nilai politik generasi yang satu pada generasi lainnya.
Disinilah letaknya partai dalam berperan sebagai saranapolitik.
Dari segi penyampaian pesan, sosialisasi politik dibagi dua,yaitu
pendidikan politik dan indoktrinasi politik
Pendidikan politik
adalah suatu proses dialogik diantarapemberi dan penerima pesan. Melalui proses ini, paraanggota masyarakat mengenal dan mempelajari nilai-nilai,norma-norma dan simbol-simbol politik. Pendidikan politikdipandang sebagai proses dialog antara pendidik (sekolah,pemerintah, partai politik) dan peserta didik dalam rangkapemahaman, penghayatan, pengamalan nilai, norma dansimbol politik yang dianggap ideal dan baik. Melalui kegiatankursus, latihan kepemimpinan, diskusi, dan keikutsertaandalam berbagai forum pertemuan, partai politik dalam sistempolitik demokrasi dapat melaksanakan fungsi pendidikanpolitik
Indoktrinasi politik
adalah proses sepihak ketikapengusaha memobilisasi dan memanipulasi wargamasyarakat untuk menerima nilai, norma dan simbol yangdianggap baik dan ideal oleh pihak yang berkuasa. Melaluiberbagai forum pengarahan yang penuh paksaan psikologisdan latihan yang penuh disiplin partai politik dalam sistempolitik totaliter melaksanakan fungsi indoktrinasi politik.
Sebagai Sarana Rekrutmen Politik
Rekrutmen politik ialah seleksi dan pemilihanatau seleksi dan pengangkatan seseorang atausekelompok orang untuk melaksanakan sejumlahperanan sistem politik atau pemerintahan. Fungsi ini berkaitan dengan masalah seleksikepemimpinan, baik internal partai maupunkepemimpinan nasional yang lebih luas.
Untuk kepentingan internalnya, setiap partai butuh kader-kader yang berkualitas. Dengan begitu, partai tidak akan sulitmenentukan pemimpinnya dan mempunyai peluang untukmengajukan calon pada kepemimpinan nasional.
Partai politik juga berkepentingan untuk memperluasdukungan atau memperbanyak keanggotaan.
Rekrutmen politik menjamin kontinuitas dan kelestarianpartai, sekaligus merupakan salah satu cara untuk menjaringdan melatih calon-calon pemimpin.
Sebagai Sarana Komunikasi Politik
Komunikasi politik adalah proses penyempaianinformasi mengenai politik dari pemerintah kepadamasyarakat dan dari masyarakat kepada pemerintah.
Partai politik berfungsi sebagai komunikator politikyang tidak hanya menyampaikan segala keputusandan penjelasan pemerintah kepada masyarakat tetapi juga menyampaikan aspirasi dan kepentinganberbagai kelompok masyarakat kepada pemerintah.
Dalam melaksanakan fungsi ini partai tidakmenyampaikan begitu saja segala informasi daripemerintah kapada masyarakat atau sebaliknya, tetapimerumuskan sedemikian rupa sehingga penerimainformasi dapat dengan mudah dipahami dandimanfaatkan.
Segala kebijakan pemerintah yang biasanya dirumuskandengan bahasa teknis dapat diterjemahkan menjadibahasa yang mudah dipahami oleh masyarakat.
Segala aspirasi, keluhan dan tuntutan masyarakat yangbiasanya tidak terumuskan dalam bahasa teknis, olehpartai politik dapat dirumuskan kedalam bahasa yangmudah dipahami oleh pemerintah.
Jadi, proses komunikasi politik antara pemerintah danmasyarakat dapat berlangsung secara efektif melaluipartai politik.
Sebagai Sarana pengatur konfik
Konfik dalam arti luas dapat diartikan mulai dariperbedaan pendapat sampai pada pertikaianfisik antar-individu atau kelompok dalammasyarakat. Dalam negara demokrasi, setiap warga negara atau kelompokmasyarakat berhak menyampaikan dan memperjuangkan aspirasidan kepentingannya sehingga konflik merupakan gejala yang sukardielakan.
Partai politik sebagai salah satu lembaga demokrasi berfungsimengendalikan konflik melalui cara berdialog dengan pihak-pihakyang berkonfik, menampung dan memadukan berbagai aspirasi dankepentingan dari pihak-pihak yang berkonflik dan membawapermasalahan kepada parlemen untuk mendapatkan penyelesaianberupa keputusan politik.
Dan apakah pertai pilitik sebagai sarana komunikasi, sosialisasi, rekrutmen, pengatur politik sudah berfungsi?
Belum, karena:
1. Komunikasi politik lebih dominan satu arah dan top-down (dari ketua dewan pembina ke bawah, ke rakyat)
2. Sosialisasi politik masih lebih bersifat asal-asalan karena ideologi politik partai belum matang sehingga konsep yang disosialisasikan juga gak jelas
3. Rekrutmen politik masih pekat diwarnai nepotisme yang kurang mempertimbangkan asas meritokrasi.
4. Pengaturan konflik politik masih dalam tahap belajar karena masih terjadi konflik fisik. Kita lihat pilkada 2010, ada 208 pemilihan bupati/walikota.
Rabu, 03 Agustus 2011
politik politik di indonesia
BUDAYA POLITIK DI INDONESIA
Herbert Feith
, Indonesia memiliki 2 budaya politik yang dominan :
1. Aristokrasi Jawa
2. Wiraswasta Islam
Herbert Feith dan Lance Castles dalam buku ”Pemikiran Politik Indonesia 1945-1965”. yang mewarnai perpolitikan di Indoensia, yakni:
1. Komunisme yang mengambil konsep-konsep langsung maupun tidak langsung dari Barat, walaupun mereka seringkali menggunakan ideom politik dan mendapat dukungan kuat dari kalangan abangan tradisional. Komunisme mengambil bentuk utama sebagai kekuatan politik dalm Partai Komunis Indonesia.
2. Sosialisme Demokrat yang juga mengambil inspirasi dari pemikiran barat. Aliran ini muncul dalam Partai Sosialis Indonesia.
3. Islam, yang terbagi menjadi dua varian: kelompok Islam Reformis (dalam bahasa Feith)- atau Modernis dalam istilah yang digunakan secara umum- yang berpusat pada Partai Masjumi, serta kelompok Islam konservatif –atau sering disebut tradisionalis- yang berpusat pada Nadhatul Ulama.
4. Nasionalisme Radikal, aliran yang muncul sebagai respon terhadap kolonialisme dan berpusat pada Partai nasionalis Indonesia (PNI).
5. Tradisionalisme Jawa, penganut tradisi-tradisi Jawa. Pemunculan aliran ini agak kontroversial karena aliran ini tidak muncul sebagai kekuatan politik formal yang kongkret, melainkan sangat mempengaruhi cara pandang aktor-aktor politik dalam Partai Indonesia Raya (PIR), kelompok-kelompok Teosufis (kebatinan) dan sangat berpengaruh dalam birokrasi pemerintahan (pamong Praja).
Clifford Geertz
, Indonesia memiliki 3 subbudaya yaitu :
1. Santri : pemeluk agama islam yang taat yang terdiri dari pedagang di kota dan petani yang berkecukupan.
2. Abangan : yang terdiri dari petani kecil.
3. Priyayi : golongan yang masih memiliki pandangan hindu budha, yang kebanyakan dari golongan terpelajar, golongan atas penduduk kota terutama golongan pegawai.
Afan Gaffar
, budaya politik indonesia memiliki 3 ciri dominan :
1. Hirarki yang tegar/ketat : adanya pemilahan tegas antar penguasa (wong Gedhe) dengan
Rakyat kebanyakan ( wong cilik).
2. Kecendrungan Patronage ( hubungan antara orang berkuasa dan rakyat biasa) seperti majikan majikan dengan buruh.
3. Kecendrungan Neo Patrimonialistik, yaitu perilaku negara masih memperlihatkan tradisi dan budaya politik yang berkarakter patrimonial.
Nazarudin Samsudin
, menyatakan dalam sebuah budaya ciri utama yang menjadi identitas adalah sesuatu nilai atau orientasi yang menonjol dan diakui oleh masyarakat atau bangsa secara keseluruhan. Jadi simbol yang selama initelah diakui dan dikenal masyarakat adalah Bhineka Tunggal Ika, maka budaya politik kita di Indonesia adakah Bhineka Tunggal Ika.
SOSIALISASI POLITIK
1. Pengertian sosialisasi politik :
a. Kenneth P. Langton, Sosialisasi politik adalah cara bagaimana masyarakat meneruskan kebudayaan politiknya.
b. Gabriel A. Almond, Sosialisasi politik adalah proses dimana sikap-sikap politik dan pola – pola tingkah laku diperoleh atau dibentuk, dan merupakan sarana bagi generasi muda untuk menyampaikan patokan politik dan keyakinan politik.
c. Richard E. Dawson, sosialisasi politik adalah pewarisan pengetahuan , nilai dan pandangan politik darimorang tua, guru dan sarana sosialisasi lainnya bagi warga baru dan yang beranjak dewasa.
d. Dennis Kavanagh, sosialisasi politik adalah istilah untuk mengganbarkan proses dimana seseorang mempelajari dan menumbuhkan pandangannya tentang politik.
e. Ramlan Surbakti, sosialisasi politik adalah proses pembentukan sikap dan orientasi politik anggota masyarakatnya.
f. Alfian, sosialisasi Politik adalah usaha sadar untuk mengubah proses sosialisasi politik masyarakat, sehingga mereka mengalami dan menghayati nilai-nilai yang terkandung dalam suatu sistem politik yang ideal yang hendak dibangun.
Sosialisasi politik dapat dilakukan dalam kehidupan sehari-hari, misalnya:
1). Dalam Lingkungan Keluarga, orang tua bisa mengajarkan kepada anak-anak beberapa cara tingkah laku politik tertentu. Melalui obrolan politik ringan sehingga tak disadarai telah menanamkan nilai-nilai politik kepada anak-anaknya.
2). Di Lingkungan Sekolah,dengan memasukkan pendidikan kewarganegaraan. Siswa dan guru bertukar informasdi dan berinteraksi dalam membahas topik tentang politik.
3). Di lIngkungan Negara, secara hati-hati bisa menyebarkan dan menanamkan ideologi-ideologi resminya.
4). Di Lingkungan Partai politik, Salah satu fungsi partai politik adalah dapat memainkan perannya sebagai sosioalisasi politik. Artinya parpol itu telah merekrut anggota atau kader danpartisipannya secara periodik. Partai politik harus mampu menciptakan kesan atau image memperjuangkan kepentingan umum.
Herbert Feith
, Indonesia memiliki 2 budaya politik yang dominan :
1. Aristokrasi Jawa
2. Wiraswasta Islam
Herbert Feith dan Lance Castles dalam buku ”Pemikiran Politik Indonesia 1945-1965”. yang mewarnai perpolitikan di Indoensia, yakni:
1. Komunisme yang mengambil konsep-konsep langsung maupun tidak langsung dari Barat, walaupun mereka seringkali menggunakan ideom politik dan mendapat dukungan kuat dari kalangan abangan tradisional. Komunisme mengambil bentuk utama sebagai kekuatan politik dalm Partai Komunis Indonesia.
2. Sosialisme Demokrat yang juga mengambil inspirasi dari pemikiran barat. Aliran ini muncul dalam Partai Sosialis Indonesia.
3. Islam, yang terbagi menjadi dua varian: kelompok Islam Reformis (dalam bahasa Feith)- atau Modernis dalam istilah yang digunakan secara umum- yang berpusat pada Partai Masjumi, serta kelompok Islam konservatif –atau sering disebut tradisionalis- yang berpusat pada Nadhatul Ulama.
4. Nasionalisme Radikal, aliran yang muncul sebagai respon terhadap kolonialisme dan berpusat pada Partai nasionalis Indonesia (PNI).
5. Tradisionalisme Jawa, penganut tradisi-tradisi Jawa. Pemunculan aliran ini agak kontroversial karena aliran ini tidak muncul sebagai kekuatan politik formal yang kongkret, melainkan sangat mempengaruhi cara pandang aktor-aktor politik dalam Partai Indonesia Raya (PIR), kelompok-kelompok Teosufis (kebatinan) dan sangat berpengaruh dalam birokrasi pemerintahan (pamong Praja).
Clifford Geertz
, Indonesia memiliki 3 subbudaya yaitu :
1. Santri : pemeluk agama islam yang taat yang terdiri dari pedagang di kota dan petani yang berkecukupan.
2. Abangan : yang terdiri dari petani kecil.
3. Priyayi : golongan yang masih memiliki pandangan hindu budha, yang kebanyakan dari golongan terpelajar, golongan atas penduduk kota terutama golongan pegawai.
Afan Gaffar
, budaya politik indonesia memiliki 3 ciri dominan :
1. Hirarki yang tegar/ketat : adanya pemilahan tegas antar penguasa (wong Gedhe) dengan
Rakyat kebanyakan ( wong cilik).
2. Kecendrungan Patronage ( hubungan antara orang berkuasa dan rakyat biasa) seperti majikan majikan dengan buruh.
3. Kecendrungan Neo Patrimonialistik, yaitu perilaku negara masih memperlihatkan tradisi dan budaya politik yang berkarakter patrimonial.
Nazarudin Samsudin
, menyatakan dalam sebuah budaya ciri utama yang menjadi identitas adalah sesuatu nilai atau orientasi yang menonjol dan diakui oleh masyarakat atau bangsa secara keseluruhan. Jadi simbol yang selama initelah diakui dan dikenal masyarakat adalah Bhineka Tunggal Ika, maka budaya politik kita di Indonesia adakah Bhineka Tunggal Ika.
SOSIALISASI POLITIK
1. Pengertian sosialisasi politik :
a. Kenneth P. Langton, Sosialisasi politik adalah cara bagaimana masyarakat meneruskan kebudayaan politiknya.
b. Gabriel A. Almond, Sosialisasi politik adalah proses dimana sikap-sikap politik dan pola – pola tingkah laku diperoleh atau dibentuk, dan merupakan sarana bagi generasi muda untuk menyampaikan patokan politik dan keyakinan politik.
c. Richard E. Dawson, sosialisasi politik adalah pewarisan pengetahuan , nilai dan pandangan politik darimorang tua, guru dan sarana sosialisasi lainnya bagi warga baru dan yang beranjak dewasa.
d. Dennis Kavanagh, sosialisasi politik adalah istilah untuk mengganbarkan proses dimana seseorang mempelajari dan menumbuhkan pandangannya tentang politik.
e. Ramlan Surbakti, sosialisasi politik adalah proses pembentukan sikap dan orientasi politik anggota masyarakatnya.
f. Alfian, sosialisasi Politik adalah usaha sadar untuk mengubah proses sosialisasi politik masyarakat, sehingga mereka mengalami dan menghayati nilai-nilai yang terkandung dalam suatu sistem politik yang ideal yang hendak dibangun.
Sosialisasi politik dapat dilakukan dalam kehidupan sehari-hari, misalnya:
1). Dalam Lingkungan Keluarga, orang tua bisa mengajarkan kepada anak-anak beberapa cara tingkah laku politik tertentu. Melalui obrolan politik ringan sehingga tak disadarai telah menanamkan nilai-nilai politik kepada anak-anaknya.
2). Di Lingkungan Sekolah,dengan memasukkan pendidikan kewarganegaraan. Siswa dan guru bertukar informasdi dan berinteraksi dalam membahas topik tentang politik.
3). Di lIngkungan Negara, secara hati-hati bisa menyebarkan dan menanamkan ideologi-ideologi resminya.
4). Di Lingkungan Partai politik, Salah satu fungsi partai politik adalah dapat memainkan perannya sebagai sosioalisasi politik. Artinya parpol itu telah merekrut anggota atau kader danpartisipannya secara periodik. Partai politik harus mampu menciptakan kesan atau image memperjuangkan kepentingan umum.
Sabtu, 26 Februari 2011
hidup berawal dari mimpi
kujelang matahari dengan segelas teh panas..
Di pagi ini ku bebas, karna nggak ada kelas.
Di ruang mata ini kamar ini srasa luas..
Letih dan lelah juga, lambat lambat terkuras.
.
Teh sudah habis, kerongkongan ku pun puas.
Mulai ku tulis semua kehidupan di kertas..
Hari hari yang keras, kisah cinta yang pedas.
Perasaan yang was was, dan gerakku yang terbatas..
.
Tinta yang keluar dari dalam pena..
Berirama dengan apa yang kurasa.
Dalam hati ini ingin kuubah semua.
Kehidupan monoton penuh luka putus asa.
.
Tinggalkanlah gengsi, hidup berawal dari mimpi..
Gantungkan yang tinggi, agar semua terjadi.,
Rasakan semua, peduli 'tuk ironi tragedi.,
Senang bahagia, hingga kelak kau mati.,,
.
dunia memang tak selebar daun kelor..
Akal dan pikiran ku pun tak selamanya kotor..
Membuka mata hati demi sebuah cita-cita.
Mlangkah pasti, pena dan tinta berbicara,.
.
Tetapkan pilihan tuk satu kemungkinan.
Sbagai bintang hiburan, dan terus melayang,.
Tak heran ragaku, terbalut lebel mewah.
Cerminan seorang raja dalam crita Cinderella,
.
Ini bukan mimpi atau halusinasi.
Sebuah anugerah yang akan ku nikmati nanti,
Hasil kerja keras ku terbayarkan lunas.. tuntas..
Melakoni jati diri sampe puas,.
.
Tinggalkanlah gengsi, hidup berawal dari mimpi,.
Gantungkan yang tinggi, agar semua terjadi,..
Rasakan semua, peduli 'tuk ironi tragedi,.
Senang bahagia, hingga kelak kau mati.
.
Jalan sedikit tersungkur terjungkir terbalik..
Mlangkah menuju titik, lakukan yang terbaik..
Ku ketatkan tekad dan niat agar melesat.,
Sperti rudal squad, mimpiku kan kudapat,.
.
Mencari tepuk tangan atas karya keringatku.
Bukan satu yang ingin aku tuju,
Naik ke'atas pentas, agar orang puas.
Dapat applause, cek atau pun uang kertas.,
.
cari sensasi ataupun kontroversi,.
Bukan caraku agar hidupku rekonstruksi.
Dari mimpi semua hal dapat terjadi.
Maka lemparkan sayap dan terbanglah yang tinggii..
:D
Di pagi ini ku bebas, karna nggak ada kelas.
Di ruang mata ini kamar ini srasa luas..
Letih dan lelah juga, lambat lambat terkuras.
.
Teh sudah habis, kerongkongan ku pun puas.
Mulai ku tulis semua kehidupan di kertas..
Hari hari yang keras, kisah cinta yang pedas.
Perasaan yang was was, dan gerakku yang terbatas..
.
Tinta yang keluar dari dalam pena..
Berirama dengan apa yang kurasa.
Dalam hati ini ingin kuubah semua.
Kehidupan monoton penuh luka putus asa.
.
Tinggalkanlah gengsi, hidup berawal dari mimpi..
Gantungkan yang tinggi, agar semua terjadi.,
Rasakan semua, peduli 'tuk ironi tragedi.,
Senang bahagia, hingga kelak kau mati.,,
.
dunia memang tak selebar daun kelor..
Akal dan pikiran ku pun tak selamanya kotor..
Membuka mata hati demi sebuah cita-cita.
Mlangkah pasti, pena dan tinta berbicara,.
.
Tetapkan pilihan tuk satu kemungkinan.
Sbagai bintang hiburan, dan terus melayang,.
Tak heran ragaku, terbalut lebel mewah.
Cerminan seorang raja dalam crita Cinderella,
.
Ini bukan mimpi atau halusinasi.
Sebuah anugerah yang akan ku nikmati nanti,
Hasil kerja keras ku terbayarkan lunas.. tuntas..
Melakoni jati diri sampe puas,.
.
Tinggalkanlah gengsi, hidup berawal dari mimpi,.
Gantungkan yang tinggi, agar semua terjadi,..
Rasakan semua, peduli 'tuk ironi tragedi,.
Senang bahagia, hingga kelak kau mati.
.
Jalan sedikit tersungkur terjungkir terbalik..
Mlangkah menuju titik, lakukan yang terbaik..
Ku ketatkan tekad dan niat agar melesat.,
Sperti rudal squad, mimpiku kan kudapat,.
.
Mencari tepuk tangan atas karya keringatku.
Bukan satu yang ingin aku tuju,
Naik ke'atas pentas, agar orang puas.
Dapat applause, cek atau pun uang kertas.,
.
cari sensasi ataupun kontroversi,.
Bukan caraku agar hidupku rekonstruksi.
Dari mimpi semua hal dapat terjadi.
Maka lemparkan sayap dan terbanglah yang tinggii..
:D
Langganan:
Postingan (Atom)